Meri legio Avila
INFERTILITAS (ketidaksuburan)
Infertilitas adalah ketidakmampuan wanita
mewujudkan konsepsi, hamil, hingga melahirkan bayi atau ketidakmampuan
laki-laki untuk menghamili wanita.
Infertilitas adalah kesulitan untuk
memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi
dan melakukan hubungan senggama secara teratur.
Dua jenis infertilitas
1. infertilitas primer
pasangan tidak pernah mengalami konsepsi meskipun mereka melakukan
hubungan seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) selama paling
sedikit 12 bulan tanpa proteksi/tanpa menggunakan alat kontrasepsi
2. infertilitas sekunder
pasangan sebelumnya mengalami konsepsi, tetapi kemudian tidak mampu
konsepsi lagi meskipun mereka melakukan hubungan seksual secara teratur
tanpa proteksi selama 12 bulan.
Etiologi
Negara berkembang laki-laki 40%, wanita 40%, sekitar 20% karena kedua
pasangan atau penyebab yang belum diketahui. Pada negara maju banyak
wanita dan laki-laki yang mengidap infeksi traktus genitalis yang
ditularkan secara seksual.
Faktor penyebab infertilitas pada wanita
1. penyumbatan kedua tuba
saluran telur (tuba fallopii) mempunyai fungsi yang sangat vital
dalam proses kehamilan, yaitu sebagai tempat saluran spermatozoa dan
ovum, tempat terjadinya konsepsi, tempat tumbuh dan berkembangnya hasil
konsepsi menuju rahim, untuk dapat bernidasi. Gangguan fungsi saluran
telur (tuba fallopii) akan menyebabkan pasangan infertil. Contoh
gangguan tersebut antara lain terjadi perlengketan, penyempitan dan
pembuntuan saluran.
2. gangguan ovulasi
gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis akan mengganggu
pengelauran sel telur dari ovarium yang mengakibatkan gangguan proses
konsepsi
3. masalah serviks
bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi) akan mengakibatkan
sulitnya spermatozoa masuk kedalam saluran telur yang mengakibatkan
sulit terjadi proses konsepsi.
Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek)
4. masalah vagina (vaginismus, vaginistis dan lain-lain)
5. rahim (mioma, endometritis, endometriosis, uterus bicornis, arculatus, prolaps rahim)
6. ovarium
tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore, oligomenore dengan atau tanpa ovulasi)
7. masalah endokrin
gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan,
gangguan pelepasan sel telur, gangguan pada korpus luteum, gangguan
implantasi hasil konsepsi dalam rahim, hiper/hipotoroid.
8. faktor lain
prolaktinemia (tumor pada hipofisis)
faktor penyebab infertilitas pada pria
1. varikokel
suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar,
sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti
mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
2. hipospadia
muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan bauh zakar
3. ejakulasi retrograd
ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih
4. buah zakar tidak turun
5. kegagalan testikuler
dapat terjadi karena buah zakar atrofi atau bauh zakar tidak turun
6. kegagalan fungsional
kemampuan ereksi kurang, kelainan pembentukan spermatozoa, gangguan pada sperma
faktor lainnya
- Penyakit Menular Seksual (PMS) tanpa pengobatan yang memadai
- Kebiasaan merokok
- Kebiasaan minum-minuman keras
- Penggunaan NAPZA
- Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
Pengelolaan infertilitas
1) Pasangan suami isteri harus dipandang sebagai satu kesatuan biologis
2) Kekurangan salah satu dari mereka akan dapat diatasi oleh yang lainnya sehingga kehamilan dapat berlangsung
3) Pasangan suami isteri sebaiknya dapat mengikuti pemeriksaan yang telah dijadwalkan
4) Suami dilakukan pemeriksaan fisik umum, fisik khusus dan analisis sperma
Langkah pemeriksaan infertilitas dilakukan sebagai berikut
1) Anamnesa
Pada anamnesa dapat diketahui keharmonisan keluarga, lamanya menikah,
hubungan seksual yang dilakukan (frekuensi, tingkat kepuasan, teknik
hubungan seksual), apakah masing-masing pernah menikah dan pernah
mempunyai anak, kesuburan (PMS, pengalaman operasi, merokok,
minum-minuman keras, mengkonsumsi obat medis atau non medis)
2) Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, nadi, sushu tubuh, dan juga dilakukan foto toraks pada keduanya
3) Pemeriksaan laboratorium
- Umum : dilakukan pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin (darah, urine lengkap, fungsi hepar dan ginjal, gula darah)
- Khusus :
suami
pemeriksaan dan analisis sperma , syaratnya tidak berhubungan selama
3-5 hari , bahan yang ditampung harus mencapai lab dalam waktu 30
menit-1 jam, pemeriksaan setelah ejakulasi 2 jam di lab. Jumlah
spermatozoa minimal 20 juta. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui
volume, viscositas, bau, rupa, fruktosa, kemampuan menggumpal dan
mancair kembali dari sperma
isteri
- Pemeriksaan dalam
Diharapkan mendapat gambaran alat kelamin wanita secara umum, yaitu
liang senggama, kelainan mulut rahim, kelainan rahim, pemeriksaan sonde
untuk menentukan dalamnya rahim, kelainan fungsi alat
reproduksi(perlekatan dengan sekitarnya, adanya tumor di ovarium, arah
mulut rahim abnormal, sehingga dinasihatkan tentang teknik hubungan
seksual).
- Pemeriksaan terhadap ovulasi
Dengan pemeriksaan suhu basal badan (Progesteron yang dikeluarkan
oleh korpus luteum dapat meningkatkan suhu basal badan yang diukur
segera setelah membuka mata, kapan sebenarnya terjadi ovulasi apakah
saat suhu basal rendah atau meningkat masih belum jelas, biasanya saat
ovulasi suhu badan bifasik)
- Uji lendir serviks dan sitologi vagina (Dilakukan untuk mempelajari pengaruh progesteron dan estrogen pada lendir serviks dan vagina. Lendir serviks menjelang ovulasi menjadi lebih jernih, daya membenang bertambah)
- Biopsi lapisan dalam rahim (endometrium)
- Pemeriksaan terhadap saluran telur (Gangguan fungsi saluran telur
akan menyebabkan pasangan infertilitas, gangguan perjalanan hasil
konsepsi dapat menimbulkan kehamilan diluar kandungan)
Pemeriksaan untuk menentukan potensi tuba fallopii dengan cara, antara lain:
- Pertubasi (pemeriksaan dengan memasukan gas CO2 kedalam mulut rahim, rahim dan selanjutnya kedalam saluran tuba)
- Hidrotubasi (memasukan cairan kombinasi antibiotik, preparat kortison dan aua steril dalam jumlah 15-20cc melalui mulut rahim menuju rahim selanjutnya ke tuba fallopii)
- Histerosalpingografi (pemeriksaan dengan memasukan bahan kontras ke dalam rahim dan selanjutnya ke tuba fallopii)
- Pemeriksaan khusus lainnya
- Histeroskopi
Pemeriksaan dengan menggunakan alat optik kedalam rahim untuk
mendapat keterangan tentang mulut rahim, saluran telur, dan
rahim(normal, edema, tersumbat oleh kelainan dalam rahim)tentang lapisan
dalam rahim (karena pengaruh hormon, terdapat mioma, polip) dan
keterangan lain yang diperlukan.
- Laparoskopi
Pemeriksaan dengan memasukan alat optik kedalam ruang abdomen untuk
mendapatkan keterangan tentang keadaan indung telur (besarnya dan
situasi permukaan, adanya folikel graff, korpus luteum/korpus albican,
bentuk abnormal yang dijumpai), keadaan tuba fallopii, keadaan
peritoneum, rahim dan sekitarnya, pengambilan cairan peritoneum untuk
pemeriksaan sitologi
- Ultrasonografi (USG)
Sangat penting terutama vaginal ultrasonografi untuk mendapatkan
gambaran lebih jelas situasi anatomi alat kelamin bagian dalam mengikuti
tumbuh kembang folikel graff yang matang, epnuntun aspirasi ovum pada
folikel graff untuk bayi tabung. USG vaginal didahului pemberian
pengobatan klomifen sitrat/obat perangsang indung telur
- Pemeriksaan uji pasca senggama
Untuk mengetahui kemampuan tembus spermatozoa menyerbu lendir
serviks, pemeriksaan jumlah spermatooa, hal ini dilakukan saat masa
ovulasi hari ke 12, 13, 14 menstruasi
- Pemeriksaan hormonal
Untuk mengetahui tentang hipofise dan ovarial aksis, hormon yang diperiksa FSH, LH, estrogen, progesteron dan prolaktin.
Seluruh pemeriksaan diharapkan selesai dalam waktu tiga siklus.
Penatalaksanaan pasangan infertil
1. Penyebab idiopatik
- Setelah dilakukan pemeriksaan semuanya baik, tetapi pasangan tersebut belum juga hamil, faktor yang diperkirakan antara lain adalah stress karena tidak hamil misalnya karena dikejar makin tuanya umur.
- Masalah alergi, biasanya masalah yang kompleks, masing-masing pasangan biasanya berpisah secara baik-baik dan dengan pasangan baru menjadi hamil
- Keyakinan terhadap Alloh subhanahu wata’ala disamping berobat, juga harus disertai doa yang tulus agar dikaruniai keturunan
2. Faktor hormonal
Bervariasi, tergantung gangguan hormonnya, gangguan pada proses
ovulasi diinduksi ovulasi dengan klomifen sitrat dan lainnya, tingginya
prolaktin diobati dengan bromokriptin atau parlodel, gangguan kurangnya
progesteron dapat diobati dengan progesteron atau sejenisnya
3. Kelainan tuba
Infertil diobati dengan bedah rekonstruksi tuba, kegagalan fungsi tuba dapat diselesaikan dengan rekayasa canggih (bayi tabung)
4. Bila semua usaha yang telah diupayakan gagal, maka bersabarlah dan
ikhlas dengan segala ketetapanNya dan jika menginginkan untuk
mengadopsi anak, maka sebaiknya dipikirkan baik-baik terlebih dahulu,
bagaimana hukumnya secara agama, peraturan hukum yang berlaku maupun
adat/norma di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar