MASALAH KESPRO DI KALANGAN REMAJA
oleh : KEPALA KPPKB KABUPATEN SUKOHARJO
SUTARMO, SE, MPd
ABSTRAK
Masa remaja ( “ puber” atau adolesensi “
atau “ akil balig”) merupakan masa yang paling kritis dari kehidupan seseorang.
Mengapa? Sebab masa inilah merupakan masa peralihan atau transisi dari masa
kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan, baik secara
fisik, psikis, dan juga sosial.
Berbagai perubahan tersebut dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang
kemungkinan dapat mengganggu perkembangan remaja selanjutnya. Diantara
persoalan yang dihadapi para remaja adalah masalah kesehatan reproduksi (
Kespro ). Untuk memenuhi permintaan Panitia Sosialisasi Kespro HIMPRODI Kesmas FKM Univet Bantara Sukoharjo,
maka dalam tulisan yang singkat ini akan diketengahkan berbagai fakta perilaku
kespro yang makin memprihatinkan, arti pentingnya kespro remaja, tumbuh kembang
remaja dan ciri – ciri perubahan pada remaja.
Seperti Gunung Es
Masih ingat kasus video yang merekam mesum pelajar SMA
di Bulu yang menggegerkan warga ? Polres Sukoharjo menetapkan DA,
17, pelajar SMA di Bulu, Sukoharjo sebagai tersangka kasus penyebaran video
mesum di Desa Ngasinan, Bulu, Sukoharjo itu. DA ditetapkan sebagai tersangka
karena menjadi pembuat sekaligus penyebar video mesum berdurasi 25 detik
tersebut. DA dijerat dengan Pasal 29 UU No 44/2008 tentang Pornografi dengan
ancaman pidana penjara maksimal 12 tahun.
DA merekam adegan mesum yang
dilakukan teman satu sekolahnya di Bulu, yaitu DR, 16, asal Tawangsari dengan
ID, 16, asal Bulu pada Jumat (11/3). DA mengetahui perbuatan mesum yang
dilakukan DR dan ID dari teman satu sekolahnya yang juga pemilik rumah di Desa
Ngasinan yang digunakan untuk melakukan perbuatan mesum itu. DA tidak memperingatkan kedua
sejoli itu tapi justru secara sembunyi-sembunyi merekam dengan menggunakan
kamera handphone (HP). Dia merekam dari atap menggunakan tangga untuk
memanjatnya. Atap di rumah itu tidak ada plafonnya. Lalu, dua sejoli itu sadar
kalau perbuatan mereka direkam,
Penelitian yang dilakukan oleh Benny
Benu, menunjukkan bahwa sebanyak 68 % kalangan remaja Indonesia pernah
berhubungan seks. Dalam penelitian yang dilakukan pada 2009 itu juga disebutkan 87 %
kalangan remaja sudah pernah menonton film porno atau blue film. Terutama
mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung ( Media Indonesia, 10 Agustus
2010).
Analisa yang dilakukan oleh
Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi, UI memperlihatkan bahwa sekitar 43 %
responden melahirkan anak pertamanya kurang dari 9 bulan sejak tanggal
pernikahannya. Meski angka tersebut meliputi angka kelahiran premature, namun
tidak tertutup kemungkinan bahwa terdapat proporsi yang cukup besar di antara
mereka yang telah hamil sebelum menikah. Tentang Aborsi, para ahli
memperkirakan( tidak ada angka resmi karena aborsi adalah illegal di Indonesia)
bahwa kasus aborsi di Indonesia adalah sekitar 2, 4 juta jiwa per tahun dan
sekitar 700 ribu di antaranya dilakukan oleh para remaja.
Menurut
berbagai penelitian, dari waktu ke waktu
ternyata permasalahan kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja semakin
meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, dewasa
ini persoalan kesehatan reproduksi remaja (KRR) memperoleh perhatian tidak saja
di Indonesia tetapi juga secara internasional
Perilaku hubungan seksual sebelum
menikah makin sering dipraktekkan oleh para remaja, makin banyak remaja yang terjangkit berbagai
jenis Penyakit Menular Seksual ( PMS), serta tidak sedikit remaja yang melakukan
tindakan aborsi ( pengguguran kandungan). Umur masa remaja umumnya berkisar antara 11 – 21 tahun yang terdiri atas
usia 11-13 tahun biasa disebut dengan
masa remaja awal atau pubertas, usia 14 – 18 tahun masa remaja dan usia 19 -21 tahun masa pemuda. Menurut klasifikasi World Health Organization ( WHO ) 10 -19
tahun. Sementara United Nations ( UN
) menyebutnya sebagai anak muda ( youth )
untuk usia 15 – 24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam batasan kaum muda ( young people ) yang mencakup usia 10 –
24 tahun.
Berbagai kasus perilaku menyimpang di atas, nampaknya
hanyalah gunung es ( iceberg), di mana jumlah kasus
sesungguhnya jauh lebih banyak dari kasus yang tampak. Kecenderungan makin menjamurnya perilaku
menyimpang tsb, juga bisa kita ikuti melalui berbagai media masa baik cetak
maupun elektronik.
Di satu sisi kecenderungan remaja
untuk melakukan berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan mereka sendiri
semakin meningkat, namun di sisi lain ternyata pengetahuan para rejmaja itu
sendiri mengenai aspek kesehatan reproduksi yang harus mereka miliki sangatlah
rendah. Berbagai informasi yang mereka
peroleh kebanyakan bukan berasal dari mereka yang memang ahli di bidangnya, namun
justru dari sumber informasi yang tidak jarang justru menyesatkan.
Mengapa perlu tahu kespro ?
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa
betapa remaja membutuhkan bantuan guna menyelesaikan permasalahan-permasalahan
kesehatan reproduksi yang dihadapinya melalui pengambilan keputusan yang tepat
sehingga tidak merugikan dirinya maupun masa depannya. Diperlukan suatu mekanisme pendidikan untuk
membantu remaja agar mereka mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi.
Bertambahanya pengetahuan tentang
kespro, tentu tidak dimaksudkan agar para remaja mencoba melakukan hubungan
seks namun justru agar mereka memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung
jawab. Melalui pendidikan kespro,
remaja juga diharapkan mempunyai pengetahuan mengenai anatomi serta
proses reproduksinya, serta kemungkinan resiko yang timbul apabila berperilaku
reproduksi yang tidak sehat. Juga dimaksudkan agar remaja dapat memanfaatkan
waktu remajanya yang terbatas untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif
dan sehat untuk mempersiapkan masa depannya. Ingat “ REMAJA HARI INI ADALAH PEMIMPIN MASA DEPAN”
Kesehatan reproduksi (KR) secara umum
didefinisikan sebagai kondisi sehat dari system, fungsi dan proses alat
reproduksi yang kita miliki. Pengertian sehat tersebut tidak semata berarti
bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta
sosila-kultural. Oleh karena itu, dalam Konferensi Internasional Kependudukan
dan Pembangunan di Kairo (1994), kespro diartikan keadaan kesehatan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system
reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Remaja perlu mengetahui kespro,
seperti disebutkan tadi, agar mereka memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta
berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar tersebut diharapkan remaja memiliki sikap
dan tingkahlaku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Selain itu, dengan mengetahui berbagai aspek
kespro maka remaja akan dapat melakukan berbagai tindakan pencegahan atau
sedini mungkin melakukan tindakan pengobatan bila memiliki permasalahan dengan
system, proses dan fungsi-fungsi reproduksi.
Katakanlah : “ Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran( QS.39. Az-Zumar : 9)
Berbagai pengetahuan dasar yang perlu dimiliki remaja agar mempunyai
kespro yang baik adalah pengenalan mengenai system, proses dan fungsi alat
reproduksi yang dimiliki, berbagai
perubahan yang dialami dan ciri-cirinya, bahaya narkoba dan miras pada kespro,
PMS dan HIV/AIDS, program pendewasaan usia kawin, pengaruh sosial dan media terhadap perilaku
seksual, bahaya perilaku sex bebas
terhadap kelainan anak dan keturunan, kekerasan seksual dan bagaimana
menghindarinya, memperkuat kepercayaan diri agar mampu mengatakan “ tidak “ pada hal-hal
yang negative dan persiapan nikah (
hamil dan persalinan).
Menurut para ahli, informasi dasar KR tersebut perlu diberikan
sedini mungkin tentu saja dengan cara yang berbeda-beda pada setiap tingkatan kelompok umur. Dalam
hadis diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa
bila anak sudah berumur 10 tahun hendaklah dipisahkan tempat tidur antara anak
laki-laki dan perempuan, antara ibu bapak dan anak-anaknya. “ Suruhlah/latihlah
anak-anakmu mengerjakan Sholat sejak mereka berumur tujuh tahun, pukulah mereka
( berilah mereka hukuman ) bila mereka tidak mau ( enggan) melaksanakan sholat
bila umur mereka sudah sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka dari tempat
tidurmu”.
Perubahan dan Ciri-Cirinya
Terdapat beberapa ciri perubahan pada remaja, seperti
pertumbuhan fisik, perubahan psikis dan perubahan sosial. Pertumbuhan fisik mengalami
perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa kanak-kanajk dan
masa dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkan
makan dan tidur yang lebih banyak. Kadang-kadang orang tua tidak mau mengerti
menghadapi hal ini dan menjadi marah bila anaknya terlalu banyak makan atau
terlalu banyak tidur.
Perubahan fisik yang dialami
remaja laki-laki dan perempuan dapat dilihan pada bagan di bawah ini.
REMAJA LAKI-LAKI
|
REMAJA PEREMPUAN
|
- Badan lebih berotot( terutama bahu dan dada)
- Pertambahan berat dan tinggi badan
- Suara membesar
- Membesarnya kelenujar gondok
- Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, kaki, tangan,
dada dan ketiak
- Testis membesar( kalau terangsang dapat mengeluarkan
sperma)
- Mengalami mimpi basah
- Tumbuh jerawat di wajah
|
- Bertambah tinggi badan
- Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin dan
ketiak
- Payudara mulai membesar
- Pinggul makin membesar
- Mengalami haid untuk pertama kali ( menarche)
- Tumbuh jerawat di wajah
|
Perubahan psikis pada remaja berkaitan dengan keadaan emosi
remaja yang masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Secara
umum perubahan psikologis yang terjadi pada remaja laki-laki dan perempuan
dapat dilihat pada bagan di bawah ini
REMAJA LAKI-LAKI
|
REMAJA PEREMPUAN
|
- Tertarik pada lawan jenis
- Menunjukkan kejantanan
- Rendah diri, malu cemas, bimbang
- Lebih senang membantah
- Kurang pertimbangan
- Mudah terpengaruh
|
- Tertarik pada lawan jenis(ingin mempercantik
diri)
- Kecemasan
- Saat menjelang haid lebih perasa, mudah sedih,
marah, cemas
- Menonjolkan diri
|
Pada usia remaja
wawasan sosial mereka bertambah luas, sehingga pada masa ini remaja juga
mengalami beberapa perubahan. Remaja dalam dunia sosial ini berusaha untuk
mencapai kedewasaan, ia ingin tenggelam dalam berbagai kegiatan dan berusaha
dengan sekuat tenaga ingin mendapatkan penerimaan dan dikasihi oleh orang di
sekitarnya. Hal ini seringkali mempengaruhi tingkah laku dan penampilannya.
Perubahan –perubahan yang terjadi berkaitan dengan bagaimana remaja mengadakan
interaksi dengan lingkungannya baik dengan orang tua dan keluarga, hubungan
dengan guru dan sekolah, hubungan dengan teman sebanya maupun dengan orang
dewasa lainnya.
Sejak Dini
Sebagai penutup dari tulisan singkat
ini, perlu kirannya ditegaskan bahwa pendidikan kespro mestinya dilakukan lebih
awal tentu lebih baik. Seperti yang
dilakukan oleh SD Al Firdaus bekerja sama dengan Komite SD Al Firdaus yang
menyelenggarakan talk show membahas pendidikan seks bagi anak ( Solo
Pos, 4/4-2011 hal X). Semua pihak
hendaknya dapat berperan dalam pendidikan kespro ini. Jumlah remaja yang sangat
besar ( 21 % ) merupakan sumber daya manusia yang potensial bila dipersiapkan
sejak dini. Sebagaimana yang ditegaskan Mustafa Al-gulayani, “ Sesungguhnya
ditangan remaja maju mundudrnya ummat dan dipundaknya pula hidup dan matinya
ummat”. Semoga bermanfaat.
Referensi
BKKBN. Modul Pelatihan Belajar Mandiri Bagi
Widyaiswara. Jakarta.2000
_________. Kesehatan
Seksual. Jakarta.2002.
BKKBN Jateng, Buku Pedoman Konseling KRR. Semarang. 2008
_____________. Remaja Hari Ini Adalah Pemimpin Masa Depan.
Semarang.2007
_____________. Membantu
Remaja Memahami Dirinya. Semarang. 2008.
HU Solo Pos. Video
Mesum Pelajar SMA Beredar. Solo.15 Maret 2011.
HU Solo Pos. SD AL Firdaus Bahas Pendidikan Seks.
Solo. 4 April 2011 hal X
Kantor Menteri Negara Kependudukan. Fungsi
Reproduksi Dalam Keluarga. Jakarta.200.
Saifuddin,EF,dkk. Seksualitas Remaja. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta. 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar