Rabu, 22 Mei 2013

Persalinan water birth

Meri legio avila

Persalinan Dalam Air
Persalinan Water Birth

water Mendengar kata water birth akan membawa kita pada persepsi suatu metode persalinanan yang dilakukan di dalam air. Kebanyakan dari kita di Indonesia menganggap metode persalinan di dalam air ini merupakan metode yang baru padahal sebenarnya metode persalinan water birth ini sudah dikenal jauh sebelumnya. Metode persalinan water birth ini pertama kali dilakukan di negara Uni Soviet pada tahun 60-an oleh Igor Tjarkovsky, untuk selanjutnya persalinan water birth ini berkembang di Perancis diakhir tahun 1960-an, dan di Amerika Serikat pada tahun 1961.
Apa itu Water Birth ?
Secara prinsip, persalinan dengan metode water birth tidaklah jauh berbeda dengan metode persalinan normal di atas tempat tidur, hanya saja pada metode water birth persalinan dilakukan di dalam air sedangkan pada persalinan biasa dilakukan di atas tempat tidur. Perbedaan lainnya adalah pada persalinan di atas tempat tidur, calon ibu akan merasakan jauh lebih sakit jika dibandingkan dengan persalinan menggunakan metode water birth. Ada yang mengatakan persalinan dengan water birth dapat mengurangi rasa sakit hingga mencapai 40-70%.
Metode Water Birth

water birth Pada persalinan dengan metode water birth, calon ibu akan dimasukan ke dalam kolam berisi air hangat pada saat memasuki bukaan ke-enam. Tujuannya agar kulit vagina menjadi tipis dan lebih elastis sehingga akan lebih mudah untuk meregang saat kepala bayi keluar melewati vagina, bahkan dikatakan jika persalinan berjalan lancar maka tidak perlu sampai harus merobek perineum (bibir vagina. Selain itu, air hangat pada kolam juga akan memberikan rasa nyaman, tenang dan rileks, pada keadaan rileks ini tubuh akan melepaskan endorphin (semacam morfin yang dibentuk oleh tubuh sendiri)untuk mengurangi rasa sakit. Air hangat juga mampu untuk menghambat impuls – impuls saraf yang menghantarkan rasa sakit, sehingga membuat persalinan tidak begitu terasa berat.
Pada persalinan dalam air ini, suami juga memiliki peran yang sangat penting di dalam kelancaran persalinan, yaitu dengan melakukan pemijatan pada punggung ibu yang bertujuan untuk memberikan rasa rileks dan nyaman kepada ibu saat persalinan dilakukan di dalam kolam. Persalinan dengan metode water birth ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam setelah bukaan keenam dimana pada persalinan biasa membutuhkan waktu hingga 8 jam.
Kemudian setelah bayi lahir maka dokter akan mengangkat bayi ke permukaan air untuk diberikan ASI pertama kali. Kebanyakan ibu kadang merasa khawatir bayi mereka akan tersedak, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi karena pada saat bayi sudah berada diluar, bayi tersebut masih bernafas melalui ari – ari dan tali pusat yang masih tersambung ke perut ibu, sehingga tidak akan menjadi masalah bagi bayi yang dilahirkan di dalam air.
Peralatan yang Dibutuhkan dalam Persalinan Water Birth
birth poolPersalinan dengan metode water birth ini juga sudah banyak diterapkan di beberapa pusat kesehatan dan rumah sakit di Indonesia seperti di Jakarta dan Bali. Beberapa peralatan yang diperlukan dalam water birth adalah kolam plastik berukuran cukup besar (diameter 2 meter) dengan benjolan – benjolan dibagian bawahnya agar ibu tidak merosot saat persalinan berlangsung. Ketinggian air di dalam kolam juga harus diatur supaya berada di atas pusar baik saat ibu dalam posisi duduk, jongkok atau tiduran. Posisi saat melahirkan dapat dilakukan sebebas mungkin bisa sambil duduk, menghadap ke belakang atau terserah nyamannya si ibu.
Selain itu juga diperlukan water heater dan termometer untuk menjaga suhu air agar tetap dalam suhu 37ÂșC. Hal ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan di luar dan agar bayi tidak mengalami hipotermia. Suhu air yang hangat juga menjadi sebab mengapa bayi sesaat setelah dilahirkan di dalam air tidak akan menangis, karena bayi masih merasa berada di dalam kandungan akibat suhu air yang tetap hangat. Air yang digunakan juga air suling yang steril dan tidak mengandung kuman sehingga tidak akan menimbulkan infeksi apabila tertelan.
Yang harus Diperhatikan dalam Persalinan Water Birth
Melahirkan di air juga ada batasan dan beberapa pertimbangan medisnya. Berikut adalah beberapa kriteria calon ibu yang tidak diperkenankan untuk melakukan water birth :
1. Calon ibu yang memiliki panggul sempit,
2. Bayi lahir sungsang atau melintang
3. Ibu yang sedang dalam perawatan medis
4. Ibu yang mempunyai penyakit herpes, sebab virus herpes tidak mati dalam air dan dapat menular kepada bayi yang dilahirkan
Tips persiapan persalinan di dalam air / water birth :
1. Ada kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di dalam air
2. Mengikuti senam hamil saat kehamilan, agar proses persalinan berjalan lancar
3. Pastikan kolam yang akan dipakai dalam persalinan adalah kolam yang memenuhi standart untuk water birth, dan yakinkan kebersihan serta sterilitas kolam.
4. Menyiapkan data lengkap, seperti pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu prasyarat mutlak dalam pelaksanaan persalinan di dalam air.
Bagi para calon ibu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan selama masa kehamilan untuk dapat mengetahui metode persalinan apa yang paling sesuai dengan kondisinya.
PROSES PERSALINAN DI DALAM AIR (WATERBIRTH)

Pada umumnya proses persalinan dilakukan di darat yaitu di atas tempat tidur…..(heeheehe) Nah kalo yang ini di atas air.
Ada yang dah pernah membaca tentang waterbirth?, bagi yang belum yuk kita simak sedikit tentang hal ini.
Waterbirth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air. Sang ibu yang akan melakukan proses persalinan memasuki air kolam saat mulut rahim sudah tahap pembukaan 6.
Di Negara-negara seperti Rusia, Amerika Serikat, dan beberapa Negara di asia, Waterbirth telah dikenal sejak lama. Tapi kalo di Negara kita, Indonesia, baru mengenal Waterbirth pada tahun 2006. Klinik bersalin yang menerapkan metode Waterbirth di Indonesia baru ada satu lo, belum ada di daerah yang lain. Klinik tersebut adalah klinik Rumah Bersalin yang beralamatkan di Jl. Wijaya Jakarta.
Kenapa sih harus melakukan persalinan di dalam air?
Menurut dr. T. Otamar, SpOG:
“Saat melahirkan di dalam air, rasa nyeri akan berkurang ketimbang saat melahirkan di atas ranjang. Pasalnya, sirkulasi darah uterus lebih baik, sehingga sang ibu yang akan melahirkan merasa lebih rileks”.
Apakah tidak bermasalah bagi sang bayi?
Menurut dr. T. Otamar, SpOG, : Di rahim, bayi tidak bernafas seperti bayi yang ada di darat, karena kadar prostaglandin-nya masih tinggi sehingga otot diafragma belum berfungsi. Untuk itu, tidak jadi masalah bagi bayi yang baru lahir meluncur di dalam air, asalkan begitu lahir, langsung diambil.
Tetapi metode Waterbirth ini perlu dipertimbangkan bagi sang ibu yang kondisinya tidak memungkinkan untuk memakai metode ini, seperti bagi ibu yang memiliki kondisi preeklamasia (ada kemungkinan bayi prematur, bayi kembar, sungsang, pendarahan, infeksi herpes), karena virus herpes tidak mati di air hangat, sehingga dapat menular pada bayi yang baru lahir.
Apa sih kelebihan & Kekurangan dari metode Waterbirth ?
Kelebihan:
Rasa nyeri saat melahirkan berkurang dibandingkan dengan melahirkan di atas tempat tidur, dan proses persalinan akan lebih cepat ketimbang melahirkan di darat.
Kenapa nyeri berkurang?, karena adanya relaksasi terhadap seluruh otot tubuh karena berendam dalam air hangat (yang steril) yang telah diatur dalam suhu 34 derajat celcius, nah…….saat tubuh sang ibu merasa lebih rileks, tubuh ibu akan mengeluarkan hormon endorphin untuk mengurangi rasa nyeri. Jadi berkurang rasa nyerinya.
Perineum menjadi lebih elastis dan relaks, robekan/episiotomi dapat dihindarkan.
Ketika proses persalinan, sang ibu dapat mengubah-ubah posisi sesuai keinginan.
Metode Waterbirth ini memberikan manfaat bagi bayi : Karena otot lebih relaks, panggung lebih terbuka lebar, sehingga bayi keluar lebih lancar.
Air kolam yang hangat membuat bayi berasa masih di dalam air ketuban.
Kekurangan :
Rasa nyaman pada sang ibu saat berendam di dalam air membuat sang ibu malas untuk mengejan.
Persalinan Dengan WATER BIRTHING

Water birthing adalah sebuah cara persalinan di dalam air yang hangat. Ibu yang hendak melahirkan dimasukkan ke dalam sebuah kolam bersalin khusus yang berisi air hangat dan besarnya kira-kira berdiameter 2 meter. Di dalam kolam itulah terjadi proses persalinan yang dibantu oleh para medis yang berada di sekitar ibu tersebut. Para medis tersebut mendampingi sang ibu selama proses melahirkan dari tepi kolam. Bahkan dalam beberapa peristiwa, sang suami ikut masuk ke dalam kolam dan mendampingi sang istri ketika melahirkan. Bila Anda ingin melakukan persalinan water birthing, konsultasikan hal ini terlebih dahulu kepada dokter Anda agar keselamatan ibu dan bayi dapat terpenuhi. Dibawah ini ada beberapa informasi mengenai persalinan dengan water birthing. Kelebihan:
* Kondisi yang tenang selama hamil akan direkam oleh janin dan mempengaruhi kepribadian serta kecerdasan bayi dalam rahim.
* Mengurangi rasa mual, muntah dan pusing.
* Menciptakan jiwa yang seimbang sehingga pertumbuhan jiwa bayi menjadi lebih sehat.
* Memperlancar jalannya proses persalinan dan meminimalkan rasa sakit sampai sekitar 80%.
* Meningkatkan produksi ASI.
* Dapat lebih mengontrol emosi dan perasaan.
* Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan.
* Menurunkan resiko vagina robek atau pengguntingan disekitar vagina untuk mempermudah persalinan.
* Karena terendam dalam air, otot otot yang bekerja selama kehamilan akan lebih rileks sehingga persalinan akan berjalan lancar, karena rasanya seperti habis berenang, segar dan tak berkeringat.
* Bayi lebih bersih karena tidak banyak darah yang keluar.
Persyaratan
* Lebih baik selalu didampingi suami, karena peran suami sangat penting dalam memberikan dukungan bagi ibu dan janin.
* Latihan dilakukan rutin dari awal kehamilan.
* Memiliki kemauan yang kuat dan rajin berlatih dirumah.
* Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada keseriusan ibu dalam mempersiapkan kelahiran.
* Tidak dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil , sehingga harus melahirkan dengan caesar.
* Bila bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan waterbirth, karena harus dioperasi saecar.
* Bila sang ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko menularkan penyakit tersebut melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi, karena kuman herpes dapat bertahan di air.
* Tidak dapat dilakukan jika air ketuban pecah terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan air akan terminum oleh bayi dan tersangkut diparu parunya.
Tips melahirkan di air:
1. Pertama-tama yang penting kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di air.
2. Mengikuti senam hamil saat kehamilan, untuk pernafasan dan kelenturan lubang vagina sehingga memudahkan kelahiran si bayi.
3. Untuk media kolamnya Anda tidak perlu khawatir, karena biasanya rumah sakit yang melayani melahirkan di air menyediakan fasilitas untuk itu. Dan untuk menjaga kesterilan, setiap ibu mendapat 1 kolam.
4. Menyiapkan data lengkap, seperti cek laboratorium.
Berikut ini beberapa tips yang harus Anda persiapkan untuk melahirkan di air:
1. Sebelum memutuskan untuk melahirkan di air, terlebih dahulu diskusikan dengan dokter kandungan Anda. Apakah dokter dan pihak rumah sakit tempat Anda akan melahirkan telah dilengkapi dengan tub khusus untuk tempat melahirkan. Jika pihak rumah sakit tidak menyediakan tub spesial, mereka akan memberikan saran dimana rumah sakit yang menyediakan fasilitas melahirkan di air lengkap dengan fasilitasnya.
2. Jika Anda memang sudah memilih untuk melahirkan di rumah sakit, pastikan bahwa rumah sakit tersebut mempunyai kebijakan yang waterbirth friendly dan bersedia menerima proses melahirkan di air.
3. Siapkan segala sesuatunya, bahkan jika rumah sakit belum memiliki tub khusus untuk melahirkan di air, Anda harus mulai mencari referensi sejak sekarang.
Yang perlu Anda ketahui seputar persalinan di air:
* Secara teknis, melahirkan di air sama saja dengan melahirkan secara normal, yang membedakan hanya tempatnya. Melahirkan di air menggunakan kolam bersalin khusus (birth pool) yang biasanya berukuran besar (berdiameter 2 meter).
* Di dalam tub spesial tersebut terdapat benjolan-benjolan yang berfungsi untuk menahan posisi ibu saat melahirkan agar tidak terperosot. Ibu juga dapat mengatur posisinya sendiri saat melahirkan, misalnya sambil duduk, tiduran maupun berdiri, terserah bagaimana posisi nyaman si ibu.
* Selain tub yang di desain secara spesial, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur yang berfungsi agar air tetap bersirkulasi. Water heater agar air tetap hangat dan termometer untuk mengukur suhu kolam.
* Ibu akan masuk ke dalam tub ketika sudah mencapai pembukaan 7. Prosesi melahirkan ini biasanya berlangsung lebih cepat yaitu 1,5 - 2 jam.
* Kolam tempat untuk melahirkan harus berada dalam keadaan steril. Air yang dialirkan harus hangat dan steril, selain untuk menciptakan lingkungan yang sama dengan lingkungan di dalam rahim, air hangat juga dapat membunuh bakteri dan virus.
* Air yang dialirkan biasanya sebatas payudara ibu, hal ini dimaksudkan agar dokter dapat tetap mengawasi kontraksi saat melahirkan terhadap si ibu. Suhunya juga disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 37 derajat Celcius. Besarnya angka derajat itu memiliki kesamaan dengan air ketuban. Hal ini juga sangat baik untuk sang bayi, agar tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan di luar dan mencegah agar bayi tidak mengalami hipotermia (suhu tubuh terlalu rendah) atau hipertermia (suhu tubuh terlalu tinggi).
* Airnya menggunakan air suling, sehingga pasien tidak perlu takut jika terminum. Selain itu, disajikan bebauan aromaterapi serta musik rileksasi.
* Air hangat dapat membuat kulit vagina menjadi elastis sehingga proses kelahiran lebih mudah dan cepat. Kolam berisi air hangat itu, memberikan rasa nyaman, tenang, dan rileks. Sehingga membuat proses mengejan tidak terlalu berat. Air hangat juga mampu menghambat implus-implus saraf yang mengantarkan rasa sakit. Selain itu, vagina akan menjadi lebih elastis, dan lunak. Sehingga proses mengejan tidak perlu terlalu keras. Cukup pelan-pelan, bahkan bila lancar kemaluan tidak perlu dijahit.
* Tenaga medis yang diperlukan untuk melahirkan di air diantaranya dokter kandungan, dokter anak, bidan, asisten bidan, perawat bayi, serta teknisi yang menjaga stabilitas generator kalau sewaktu-waktu mati.
* Jangan panik ketika bayi beberapa saat berada di dalam air dan tidak menangis ketika telah keluar dari rahim ibu. Bayi akan tetap bernapas selama tali ari-ari masih tersambung dengan perut ibu. Melalui tali ari-ari ini bayi dapat tetap bernapas. Tali ari-ari akan segera di potong oleh dokter setelah bayi tidak berada di dalam air. Dan ketika bayi berada di permukaan maka bayi baru mulai bernapas dan menangis.
* Setelah bayi lahir, pastikan si ibu mengangkat dan menggendong si bayi agar tercipta kontak antara ibu dan bayi. Dan sangat baik bagi para ibu, jika saat bayi lahir, Anda langsung menyusuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar