KONTRASEPSI SUNTIK
Kontrasepsi
suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di
Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif,
pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum
disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.
Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai
pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB,
termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
b. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.
CARA KERJA
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan
KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama
jangka waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan
hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam suntikan
KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo
Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan
estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat
lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke
rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat
uterus (dinding rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan
Hanafi
Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam
dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah
ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi
sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing
hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi
di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral
kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung
pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak
menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada
pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan
atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi
oedematous. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi
sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat
sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90
hari setelah suntikan berakhir.
Pada
mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga
membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport
ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian
hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah
pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel
telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada
penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan
sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
KEUNTUNGAN
Kontrasepsi
suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak
mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB
mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi
perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian
dalam rahim.
Kontrasepsi
suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh
pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada
pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik
perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen
tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi
penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga
medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu
mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan
berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja
peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan
berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh
wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
KERUGIAN DAN EFEK SAMPING
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan
jerawat.
Efek
yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi
tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini
juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering
kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah
satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air,
sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai
mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi
pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina
menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan
hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan
penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.
INDIKASI
Indikasi
pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup
anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga
cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi
setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra
indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang
mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga
cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
INDIKASI
Beberapa
keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian
suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu
sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung,
varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker
payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain
itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi,
pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
CARA PEMBERIAN
a. Waktu Pemberian
- Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
- Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
- Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b. Lokasi Penyuntikan
- Daerah bokong/pantat
- Daerah otot lengan atas .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar